Jenisnya kubis, selada, labu siam, dan bayam.
makanan seperti yang dikonsumsi pada siang han.
Air putih boleh diminum dua liter sehari.
Sore hari makan buah lagi.
Malam hari, saya mengulan Namun, ada beberapa makanan yang harus saya pantang yaitu gula, minyak, makanan dalam kaleng, makanan pengawet, bumbu-bumbu, seperti: kecap, tauco, kacang, kela santan, dan terasi.
Selama tiga tahun menerapkan diet tersebut, saya selalu merasa sehat, gembira, dan energik.
Mungkin juga karena ketika itu saya rajin berolahraga, seperti joging (setiap hari), golf, serta aerobik (dua kali seminggu) 'Menabung' Lemak Sejak krisis moneter menggoyang negeri ini, saya ikut limbung.
Roda bisnis mandek.
Kalau dulu sering kehabisan waktu karena harus bolak-balik Jakarta Tangerang atau Jakarta Surabaya mengunjungi beberapa pabrik yang saya tangani, saat krismon, waktu saya menjadi lebih banyak.
Karena nyaris tidak ada pekerjaan, masuk kantor pun terkesan basa-basi.
Lama-kelamaan, saya merasa bosan tinggal lebih lama di kantor.
Mulailah saya melirik kegiatan lain yang menyenangkan.
Apalagi kalau bukan menyantap makanan enak.
Frekuensi makan enak terus meningkat, terutama jka istri dan kedua anak saya ikut nimbrung.
Tulang iga panggang (ribs), adalah salah satu makanan yang sering disantap.
Kalau sudah bosan makan iga, saya sikat kambing, kambing guling, atau steik daging merah.
Dengan kegemaran baru itu, bisnis yang sedang 'jalan di tempat' pun terlupakan Tanpa terasa 'pesta makan enak seperti i selama dua tahun.
banvk pada diri saya.
Malam hari, keadaannya lebih gawat lagi
Berat tubuh membengk Akibatnya, banyak perubahan yang terja itu, berlangsung ak.Semula 60 kg, kini 4 kg).
Dengan bobot yang aduhai (tinggi 160 cm) la rajin olahraga, kini mulai malas.
Jangankan itu, saya yang semula rajin o aerobik, jalan bi asa saja, napas sudah tersengal-sengal terapi cucI s Tekanan Darah Melonjak Suatu hari di bulan April tahun 2000, saat baru pulang dari luar kota, kami sekeluarga mampir lagi untuk melahap iga panggang di restoran favorit kami.
Saat kembali ke rumah, kepala saya seperti berputar.
Dinding rumah seperti akan runtuh.
Mungkin ini yang dinamakan ver- tigo (berputar).
Jantung berdegup keras sekali, pusing, dan mual.
Karena tidak tahan lagi, saya sempat menenggak dua butir obat sakit kepala sekaligus.
Saat kembali ke rum Setiba di rumah sakit dan diperiksa dokter, ternyata tekanan darah melonjak sampai 200/130.
Pantas saja tubuh saya kepala saya seper berputar.
Dinding ru menjadi lemah.
Dokter lalu memberi obat ru obat penurun darah.
Karena melihat saya serti akan runtu tak berdaya, dokter menyarankan agar saya Mungkin ini yan dirawat saja.
Ketidaknyamanan lain yang saya rasakan adalah mata terasa berat, bawaannya ngantuk melulu.
Akibatnya tidak bisa berkonsentrasi.
dinamakan vertig Setelah seminggu dirawat, dokter tetap tidak bisa menerangkan penyakit yang saya derita itu.
Sesampai di rumah, muncul keluhan lain, perut terasa kembung serta pegal- pegal di sekitar punggung.
Bukan hanya itu, saya jadi paranoid (terlalu curiga), tidak suka berkumpul dengan teman, bahkan dengan keluarga.
Saya lebih suka menyendiri, dan gampang marah.
Malam hari, keadaannya lebih gawat lagi
Akibatnya komunikasi dengan keluarga menjadi tersendat.Malam hari, keadaannya lebih gawat lagi.
Saya sama sekali tidak bisa istirahat.
Pengobatan alternali bayang yang seocrypt mengejar-ngejar saya.
Hal itu membua an berdebar-debar Mata tidak bisa terpejam.
Dalam pikiran selalu saja ada b jantung Sedihnya lagi, melihat fisik saya yang 'bugar' keluaros menganggap saya sehat, pad ahal saya benar-benar sedang Agar tidak stres memikirkan penyak belum diketahui itu, mulailah saya memel beberapa binatang melata seperti kura-ku darat dan iguana.
Saya perhatikan cara mereka makan, cara mereka hidup.
Ku kura selalu tampak energik karena maka sayur-sayuran, seperti kangkung, kentan belimbing, dan lain-lain.
Melihat mereka bercengkerama satu sama lain (empat kura- hara ra ra- kura yang dipelihara, red.), saya merasa terhibur Berobat ke Luar Neger1 Untuk mendapatkan jawaban tentang 'misteri' penyakit yang saya derita selama ini, saya berobat ke Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura.
Comments
Post a Comment