Apalagi jika pada acara- acara itu hadir tokoh penting dari dalam atau luar negeri Sebagai pejabat yang menjamu dan dijamu, saya harus ikut mencicipi menu menurut standar selera yang dinilai pantas di acara jamuan itu.
Mau tidak mau, juga harus menyantap jenis makanan yang kaya kalori dan lebih sering berkadar lemak tinggi termasuk diet dan olahraga qning dan kue-kue yang sarat gula.
Begitulah pola makan pada sast tu, Dengan pola hidup seperti itu selama hampir 20 tahun, ispat ditebak berat badan saya selalu cenderung overweight di atas batas normal) Pola kerja pejabat Indonesia cenderung kurang berdisiplin soal waktu.
Pejabat yang merasa atau memang benar'terpakai atau terpanggil buat menyelesaikan tugasnya secara baik dan tepat waktu, sering melupakan 'hak-hak asasi' tubuhnya.
Padahal agar tetap sehat, tubuh perlu makan teratur, cukup stirahat, dan perlu bergerak atau berolahraga secukupnya agar otot-otot tetap berfungsi wajar.
Tetapi, karena dikejar deadline masuknya pa- Pejabat yang merasa atau memang benar 'terpakai, atau terpanggil buat menyelesaikan tugasnya secara baik dan tepat waktu sering melupakan 'hak-hak asasi tubuhnya.
peryang jumlah minimalnya 40 halaman itu, terpaksa saya tidak iour atau hanya tidur separuh atau sepertiga dari waktu yang Semestinya.
Dengan gaya kerja semacam itu selama bertahun- tahun dapat diduga akibatnya Gagal Jadi Wali Nikah Pertama ke luar negeri yang menjadi bagian dari agenda saya memang tidak begitu saja bisa dihapus.
Puncaknya akhir tahun 1993 sampai pertengahan 1994, kondisi kesehatan saya benar-benar buruk karena kelelahan, karena beberapa tugas yang waktunya saling berdekatan dan harus saya selesaikan emuanya Misalnya, pada akhir 1993 musim haji, saya dan istri serta beberapa teman pengurus inti ICMi mendapat undangan dari Pengobatan pemerintah Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah jadi itu cara Pak Habibie menghibur saya vo diberhentik an dari jabatan di BPS.
Tetapi, teman-tem haji.
Boleh yang baru uga mengundang saya untuk bergabung dengan rombonga pengasuh peserta progra latihan dan kepemimpinan pembangunan yang berwa- wasan lingkungan.
Selang dua hari setelah tiba kembali di Jakarta, saya harus terban lagi.
Hanya istirahat bebe- rapa jam di Los Angeles lalu langsung ke Costa Rica.
Rasa lelah yang bertumpuk-tumpuk seperti tidak dirasakan, lagi-lagi demi tugas! Seperti umumnya kegiatan LSM, saya diminta oleh seorang teman, Peter Eidenberg, untuk singgah di negeri Belanda dan tinggal satu-dua hari di Den Haag, untuk mempersiapkan pembentukan LSM baru, yaitu Forum Indonesia Nederland (FINED).
Kebetulan saat itu nak saya yang nomor dua, Widyanti sedang belajar di Bir- Dengan melakukan olahraga teratur dan mingham, Inggris, dan selama di negeri Belanda, ia datang menemani saya.
Sebenarnya sewaktu di negeri Belanda tanda bahwa ada y , sudah ada tan ang tidak beres dengan kesehatan saya.
hwa saya telah lalai mengontrol tekanan darah situ say a akui, ba tiba saja, tanpa sebab terjadi pendarahan pada saluran dan dari hidung keluar darah segar seperti sedang mimisan h dibawa ke rumah sakit oleh anak dan teman saya.
diet dan olahraga heritahu bahwa hal itu merupakan indikasi bahwa pendarahan di tenggorokan.
Boleh jadi karena telah te darah darah yang tinggi memecahkan saluran darah tekanan ng ada di saluran pernapasan dan mungkin juga telah terjadi darah darah yarn sedang terinfeksi karena flu.
ngan perasaan lega karena tak ada yang serius dengan darahan itu, saya kembali ke Indonesia dengan pikiran yang nuhi oleh agenda berikutnya: menyiapkan pernikahan dua ak saya dalam waktu hampir bersamaan.
Widyani (Ani, anak ertama, red.) saat itu sedang bersiap-siap menikah dengan Hero Kuntjoro Jakti di Washington DC, tempat Ani mengikuti suatu program penelitian akademik di University of George shington.
Agar praktis, Ani dan calon suaminya ingin menikah di AS tanggal 27 Mei 1994.
Seperti cerita di film-film Barat, istri saya ketika itu sempat panik dan segera meminta pertolongan lewat 911! tidak perlu pesta dua kali.
Karena pada awal bulan berikutnya, anak nomor tiga, Widyono, pun siap menikahi calonnya.
Waktunya, setelah ditetapkan bersama pihak pengantin wanita dan dipertimbangkan semua faktor, dipilihlah tanggal 5 Juni 1994.
Dengan jadwal acara sepadat itu, dapat dibayangkan beban fisik dan pikiran saya.
Menjelang hari pernikahan Ani, saya dan istri berangkat ke AS dengan memilih rute paling pendek agar cepat sampai.
Serangan Dini Hari Serangan stroke menimpa pada dini hari sekitar pukul 03.00 ketika saya akan buang air kecil di kamar hotel.
Mau tidak mau, juga harus menyantap jenis makanan yang kaya kalori dan lebih sering berkadar lemak tinggi termasuk diet dan olahraga qning dan kue-kue yang sarat gula.
Begitulah pola makan pada sast tu, Dengan pola hidup seperti itu selama hampir 20 tahun, ispat ditebak berat badan saya selalu cenderung overweight di atas batas normal) Pola kerja pejabat Indonesia cenderung kurang berdisiplin soal waktu.
Pejabat yang merasa atau memang benar'terpakai atau terpanggil buat menyelesaikan tugasnya secara baik dan tepat waktu, sering melupakan 'hak-hak asasi' tubuhnya.
Padahal agar tetap sehat, tubuh perlu makan teratur, cukup stirahat, dan perlu bergerak atau berolahraga secukupnya agar otot-otot tetap berfungsi wajar.
Karena pada awal bulan berikutnya, anak nomor tiga, Widyono, pun siap menikahi calonnya
Sebagai contoh, setiap kali saya harus menyelesaikan paper untuk seminar atau presentasi, tidak jarang terpaksa mengkorup hak kesegaran fisik tubuh untuk tidur secukupnya.Tetapi, karena dikejar deadline masuknya pa- Pejabat yang merasa atau memang benar 'terpakai, atau terpanggil buat menyelesaikan tugasnya secara baik dan tepat waktu sering melupakan 'hak-hak asasi tubuhnya.
peryang jumlah minimalnya 40 halaman itu, terpaksa saya tidak iour atau hanya tidur separuh atau sepertiga dari waktu yang Semestinya.
Dengan gaya kerja semacam itu selama bertahun- tahun dapat diduga akibatnya Gagal Jadi Wali Nikah Pertama ke luar negeri yang menjadi bagian dari agenda saya memang tidak begitu saja bisa dihapus.
Puncaknya akhir tahun 1993 sampai pertengahan 1994, kondisi kesehatan saya benar-benar buruk karena kelelahan, karena beberapa tugas yang waktunya saling berdekatan dan harus saya selesaikan emuanya Misalnya, pada akhir 1993 musim haji, saya dan istri serta beberapa teman pengurus inti ICMi mendapat undangan dari Pengobatan pemerintah Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah jadi itu cara Pak Habibie menghibur saya vo diberhentik an dari jabatan di BPS.
Tetapi, teman-tem haji.
Boleh yang baru uga mengundang saya untuk bergabung dengan rombonga pengasuh peserta progra latihan dan kepemimpinan pembangunan yang berwa- wasan lingkungan.
Selang dua hari setelah tiba kembali di Jakarta, saya harus terban lagi.
Hanya istirahat bebe- rapa jam di Los Angeles lalu langsung ke Costa Rica.
Rasa lelah yang bertumpuk-tumpuk seperti tidak dirasakan, lagi-lagi demi tugas! Seperti umumnya kegiatan LSM, saya diminta oleh seorang teman, Peter Eidenberg, untuk singgah di negeri Belanda dan tinggal satu-dua hari di Den Haag, untuk mempersiapkan pembentukan LSM baru, yaitu Forum Indonesia Nederland (FINED).
Kebetulan saat itu nak saya yang nomor dua, Widyanti sedang belajar di Bir- Dengan melakukan olahraga teratur dan mingham, Inggris, dan selama di negeri Belanda, ia datang menemani saya.
Sebenarnya sewaktu di negeri Belanda tanda bahwa ada y , sudah ada tan ang tidak beres dengan kesehatan saya.
hwa saya telah lalai mengontrol tekanan darah situ say a akui, ba tiba saja, tanpa sebab terjadi pendarahan pada saluran dan dari hidung keluar darah segar seperti sedang mimisan h dibawa ke rumah sakit oleh anak dan teman saya.
diet dan olahraga heritahu bahwa hal itu merupakan indikasi bahwa pendarahan di tenggorokan.
Boleh jadi karena telah te darah darah yang tinggi memecahkan saluran darah tekanan ng ada di saluran pernapasan dan mungkin juga telah terjadi darah darah yarn sedang terinfeksi karena flu.
ngan perasaan lega karena tak ada yang serius dengan darahan itu, saya kembali ke Indonesia dengan pikiran yang nuhi oleh agenda berikutnya: menyiapkan pernikahan dua ak saya dalam waktu hampir bersamaan.
Widyani (Ani, anak ertama, red.) saat itu sedang bersiap-siap menikah dengan Hero Kuntjoro Jakti di Washington DC, tempat Ani mengikuti suatu program penelitian akademik di University of George shington.
Agar praktis, Ani dan calon suaminya ingin menikah di AS tanggal 27 Mei 1994.
Karena pada awal bulan berikutnya, anak nomor tiga, Widyono, pun siap menikahi calonnya
Pertimbangannya, agar pen dioe an wa Serangan stroke menimpa pada dini hari sekitar pukul 03.00.Seperti cerita di film-film Barat, istri saya ketika itu sempat panik dan segera meminta pertolongan lewat 911! tidak perlu pesta dua kali.
Karena pada awal bulan berikutnya, anak nomor tiga, Widyono, pun siap menikahi calonnya.
Waktunya, setelah ditetapkan bersama pihak pengantin wanita dan dipertimbangkan semua faktor, dipilihlah tanggal 5 Juni 1994.
Dengan jadwal acara sepadat itu, dapat dibayangkan beban fisik dan pikiran saya.
Menjelang hari pernikahan Ani, saya dan istri berangkat ke AS dengan memilih rute paling pendek agar cepat sampai.
Serangan Dini Hari Serangan stroke menimpa pada dini hari sekitar pukul 03.00 ketika saya akan buang air kecil di kamar hotel.
Comments
Post a Comment